Sabtu, 26 April 2014

Data Hasil Survei Looses Beras Saat Penggilingan

Data Hasil Survei Looses Beras Saat Penggilingan pada Beberapa K.U.D. Di Gerung, Lombok Barat, NTB

2 kali proses (pecah kulit dan penyosohan)
Gabah (input)= 80 kg
Beras (output)= 45 kg
Dedak = 10 kg
1 kali proses (pecah kulit)
Kecil                                                                Besar
Gabah= 45 kg                                                 Gabah = 70kg
Beras = 20 kg                                                  Beras = 40 kg
Dedak = 8 kg                                                  dedak= 12 kg

Huller Jalan
Gabah = 100 kg
Beras= 65 kg
Dedak = 35

b. Penggilingan
Persamaan yang digunakan untuk penghitungan rendemen penggilingan dan adalah sebagai berikut (Kerjasama BPS dan Departemen Pertanian, 2008) :
Rendemen Penggilingan = B2 / B1 x 100
Susut Penggilingan =
Rendemen Penggilingan Laboratorium – Rendemen Penggilingan Lapang
Ket :
B1 = Berat gabah (GKG) yang digiling. (Kg)
B2 = Berat beras hasil penggilingan. (Kg)

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TURBIN AIR DENGAN KINCIR AIR

DAYA DALAM BIDANG PERTANIAN
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TURBIN AIR DENGAN KINCIR AIR

OLEH
BAIQ DENDE NOVITA SARI



  







PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2014



PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TURBIN AIR DENGAN KINCIR AIR
Persamaan Turbin Air dan Kincir Air
1.        Menggunakan air sebagai penggerak dan penambah kecepatan gerak.
2.        Digerakkan oleh suplai tekanan air.
3.        Memanfaatkan energi air untuk untuk ditransfer jadi energi lain.
4.        Pengoprasiannya dengan memasukkan air langsung ke sudu-sudu melalui pengarah kincir air dan turbin air.
5.        Memiliki Poros.
6.        Dapat menghasilkan energi listrik.
7.        Menggunakan sistem Impuls.
8.        Memanfaatkan air terjun sebagai penggerak.
9.        Sama-sama memiliki generator.
10.    Generator : menghasilkan listrik dari putaran mekanis.

Perbedaan Turbin Air dan Kincir Air
1.        Kincir air ditemukan pada tahun 1824, sedangkan turbin air dikembangkan setelahnya.
2.        Kincir air merupakan dasar pengembangan Turbin air.
3.        Kincir air biasanya dipergunakan untuk mengembangkan produksi di pedesaan, sedangkan turbin air biasanya dimanfaatkan pada PLTA.
4.        Kincir terbuat dari bahan sederhana, sedangkan turbin air menggunakan beberapa alat yang lebih rumit.
5.        Kincir air memiliki konstruksi yang sederhana sedangkan turbin air sedikit lebih rumit.
6.        Kincir air tidak menimbulkan pencemaran.
7.        Kincir air biasanya memiliki biaya serendah mungkin dan melepaskan ketergantungan terhadap penggunaan diesel, sedangkan turbin air membutuhkan biaya yang lebih tinggi.
8.        Selain digunakan untuk pembangkit listrik, kincir air juga dapat digunakan sebagai irigasi dalam bidang pertanian.
9.        Kincir air memiliki tipe: Overshot Water Wheel, Breast Water Wheel, Impuls Water Wheel, Sagebien Water Wheel, Poncelet Water Wheel dan Reaction Water Wheel.
10.    Turbin air diklasifikasikan menjadi dua jenis: Turbin reaksi (Francis, Kaplan, Propeller, Bulb, Tube, Straflo, Tyson, Kincir air) dan Turbin Impuls (Pelton, Turgo, Michell-Banki (juga dikenal sebagai turbin crossflow atau ossberger)).
11.    Daya yang dihasilkan kincir air lebih kecil dibandingkan daya yang dihasilkan oleh turbin air.
12.    Memanfaatkan air terjun saja sedangkan turbin dapat memanfaatkan air dibendungan.
13.    Perbedaan dasar antara turbin air awal dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi pada poros yang berputar.
14.    Kincir air memiliki konstruksi yang sederhana sedangkan turbin air sedikit lebih rumit.







KLASIFIKASI TURBIN AIR
Dengan kemajuan ilmu Mekanika fluida dan Hidrolika serta memperhatikan sumber energi air yang cukup banyak tersedia di pedesaan akhirnya timbullah perencanaan-perencanaan turbin yang divariasikan terhadap tinggi jatuh ( head ) dan debit air yang tersedia. Dari itu maka masalah turbin air menjadi masalah yang menarik dan menjadi objek penelitian untuk mencari sistim, bentuk dan ukuran yang tepat dalam usaha mendapatkan effisiensi turbin yang maksimum.
Pada uraian berikut akan dijelaskan pengklasifikasian turbin air berdasarkan beberapa kriteria.
1.    Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner.
Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu:
-       Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial atau tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar, contohnya Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
-       Turbin Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin ini.
-       Turbin Aliran Aksial – Radial
Pada turbin ini air masuk ke dalam runner secara radial dan keluar runner secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis turbin ini.

2.    Berdasarkan Perubahan Momentum Fluida Kerjanya.
Dalam hal ini turbin air dapat dibagi atas dua tipe yaitu :
-       Turbin Impuls.
Semua energi potensial air pada turbin ini dirubah menjadi menjadi energi kinetis sebelum air masuk/ menyentuh sudu-sudu runner oleh alat pengubah yang disebut nozel. Yang termasuk jenis turbin ini antara lain : Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.
-       Turbin Reaksi.

Pada turbin reaksi, seluruh energi potensial dari air dirubah menjadi energi kinetis pada saat air melewati lengkungan sudu-sudu pengarah, dengan demikian putaran runner disebabkan oleh perubahan momentum oleh air. Yang termasuk jenis turbin reaksi diantaranya : Turbin Francis, Turbin Kaplan dan Turbin Propeller.