Selasa, 07 Januari 2014

Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Mengenai Ubi Jalar ^^



MAKALAH FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCA PANEN

“UBI JALAR (Ipomoea batatas)”

OLEH
KELOMPOK VII
BAIQ DENDE NOVITASARI       (C1J011014)
VINA ANTIKA YANTI                  (C1J010023)
DWI MACHFUJI WIJAYA           (C1J011019)
LALU HUSNI MAULIANDRI      (C1J011040)
MERY NOVERA ISNAINI             (C1J011036)
M. BRIAN AKBAR                         (C1J010039)
ARIFIN AHMAD                             (C1J211012)
INTAN PARLINA                           (C1C011037)
DESI APRIANA                               (C1C011021)







FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2013
 

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dengan terselesaikannnya laporan tetap praktikum pindah panas ini. Praktikum ini sangat membantu mahasiswa untuk memahami teori-teori yang diberikan oleh bapak dan ibu dosen pada perkuliahan. Disamping itu juga menambah wawasan tentang lingkugan pekerjaan dalam bidang teknik pertanian khususnya yang berhubungan dengan praktikum ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada, Dosen Pembina mata kuliah pindah panas, semua co.asisten praktikum pindah panas, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja keras selama praktikum.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyusunan laporan berikutnya.

Mataram, 09 Desember 2013

Tim penyusun             













DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. .. iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................. .. 1
Rumusan Masalah............................................................................................. .. 2
Tujuan Penulisan............................................................................................... .. 2
Manfaat Penulisan............................................................................................ .. 3
Metode Penelitian............................................................................................. .. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka............................................................................................... .. 4
BAB III. PEMBAHASAN
Pembahasan......................................................................................................... 9
BAB VI. PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................... 17










DAFTAR LAMPIRAN
Gambar                                                                                                     Halaman
1.  Pembersihan Tanah yang Masih Menempel................................................... 17
2.  Salah Satu Produk Ubi Jalar (keripik)............................................................ 17
3.  Ubi Jalar Putih................................................................................................ 17
4.  Pengumpulan dan Penyortiran Ubi Jalar........................................................ 18
5.  Pengepakan Ubi Jalar..................................................................................... 18
6.  Lahan Penanaman Ubi Jalar........................................................................... 18
7.  Es Krim Ubi Jalar........................................................................................... 19
8.  Ubi Jalar Putih................................................................................................ 19
9.  Ubi Jalar Kuning............................................................................................ 19
10. Ubi Jalar Ungu.............................................................................................. 20




BAB I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.) di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang cukup penting, baik sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun makanan tambahan dalam rangka diversifikasi makanan.
Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya (anonim, 2013).
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara lain adalah ubi jalar, ganyong, garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang menghasilkan umbi akar adalah ubi kayu atau ketela pohon.
Ubi-ubian merupakan sumber karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan pangan alternatif yang perlu dikembangkan. Jenis ubi kayu dan ubi jalar telah ditanam di Indonesia dalam skala luas, dan ubi jalar, Ipomoea batatas (L Lam) merupakan salah satu komoditas umbi-umbian yang merupakan sumber karbohidrat keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar mempunyai komposisi kimia yang kaya karbohidrat, mineral dan vitamin. Setiap100 gram ubi jalar segar memiliki kandungan air 50 – 81 gram, pati 8 – 29 gram, protein 1 – 2 gram, lemak 0,1 – 0,2 , kalsium 55 mgr, zat besi 0,7 mgr, fosfor  51 mgr dan vitamin A 0,01 – 0,69 mgr. Kandungan vitamin A dalam ubi jalar termasuk tinggi karena jumlahnya sekitar dua setengah kali kebutuhan minimum per hari orang dewasa (Hermawati, 2011).
Dengan demikian pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan sumber karbohidrat masih sejalan dengan usaha-usaha peningkatan gizi masyarakat. Akan tetapi kondisi di lapangan masih kurang memuaskan hal ini bisa dilihat ketika masih belum ada yang bisa memanfaatkannya secara maksimal.
Berdasarkan sebagian penjelasan di atas kita telah mengetahui berbagai banyak manfaat dari ubi jalar, namun realita di masyrakat bahan alternative ini hanya sebatas makanan sampingan. Sangat melimpah saat panen tapi kurang menjanjikan dalam segi ekonomi. Kita perlu membuat sebuah terobosan baru di mana produk-produk ubi jalar tidak hanya dipakai dalam satu masa saja tetapi bersifat kelanjutan.
Dari uraian di atas perlu adanya suatu usaha peningkatan mutu hasil produk, hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk membuat suatu makalah yang berjudul,”Teknologi Pasca Panen Aneka Olahan Tanaman Ubi Jalar”.
1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa itu ubi jalar ?
1.2.2.      Bagaimana pasca panen ubi jalar tersebut ?
1.2.3.      Bagaimana karakteristik dari ubi jalar tersebut ?
1.2.4.      Kandungan apa saja yang terkandung di dalam ubi jalar ?
1.2.5.      Apa saja yang bisa dimanfaatkan dari ubi jalar ?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai pasca panen ubi jalar serta kegunaannya.
1.4.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi serta penjelasan tentang ubi jalar yang umum dikenal beserta fungsi dan penanganan lebih lanjut yang dapat dilakukan.

1.5.Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah membaca buku-buku pasca panen, survei lapangan, searching dan browsing.










                                                                           












BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Umbi
Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya (Anonim, 2013).
2.2. Jenis-Jenis Umbi
Umbi merupakan istilah generik (umum). Secara biologi, umbi dibedakan berdasarkan organ dasar yang dimodifikasi.
a. Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh family Alliaceae, amaryllidaceae, dan Liliaceae;
b. Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah, membesar, dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae.
c. Umbi akar (tuberous root) merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi akar. Ketela pohon adalah salah satu contoh penghasil umbi akar. Umbi akar tidak bisa dijadikan bahan perbanyakan.
Beberapa organ yang tumbuh di bawah permukaan tanah juga kadang-kadang disebut umbi, seperti rimpang dangeragih (Abidin, 2004).
2.3. Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui stolon atau batang rambatnya. Cara menanamnya cukup mudah, dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam tanah. Pemeliharaannya cukup mudah. Ubi jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan unsur hara disekitar tanaman. Pemberian pupuk UREA atau pupuk organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus. Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar tanaman, ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena cangkul atau alat pertanian (Anonim, 2012).
2.4. Sejarah Ubi Jalar
Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Tim ilmuwan di Prancis mengaku telah berhasil mengungkap sejarah penyebaran ubi jalar (Ipomoea batatas), yang sampai kini berkembang ke Asia dan Afrika. Ada sejumlah teori mengenai asal-usul ubi jalar ini.
Ada teori yang menyatakan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, lalu berkembang di Polinesia dibawa oleh orang-orang yang berkunjung ke Amerika Selatan. Ada juga teori bibit umbi-umbian ini hanyut sampai ke Pasifik. Bahkan ada teori lain, tanaman ini asli dari Papua.
Namun sebuah laporan ilmiah di Risalah Proceeding of the National Academyof Sciences, memunculkan teori baru berlandaskan peta genetika. Teori ini sudah muncul tahun 1970-an, dilansir arkeolog Douglas Yen, yang menyatakan ubi jalar menyebar dalam beberapa gelombang di Oseania. Belakangan teori ini dikonfirmasi temuan genetika.
Ubi jalar pertama kali datang antara tahun 1000 sampai 1100 ketika pelaut Polinesia mampir di Amerika Selatan dan membawa pulang ubi jalar yang kemudian menyebar luas, kemudian orang-orang Eropa membawa pula galur ubi jalar yang lain dari Amerika Selatan ke Filipina dan Pasifik Barat dalam dua gelombang terpisah di abad 16. Ubi jalar muulai menyebar keseluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika, diperkirakan pada abad ke- 16. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke spanyol melalui Tahiti, kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Sejak itu, dua ubi jalar yang berbeda galur berkembang di seluruh Oseania termasuk Indonesia.
Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hampir di semua provinsi di Indonesia. Daerah sentra produksi ubi jalar pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, terutama Kabupaten Bogor, Garut, Bandung, Kuningan, Serang, Sukabumi, Purwakarta dll (Anonim, 2005).
2.5. Karakteristik Ubi Jalar
Ubi Jalar atau ketela rambat atau sweet potato (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok  yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hiaskarena keindahan daunnya. Ubi jalar mengandung vitamin B6 yang tinggi.  Sumber vitamin C yang baik. Mengandung vitamin D. Mengandung zat besi. Sumber magnesium yang baik. Sumber kalium.
Ubi jalar mengandung air 64,60-79,59%, abu 0,92-0,98%, pati 17,06-28,19%, Protein 1,19-2,07%, gula 0,38-0,43%, serat kasar 2,16-5,24% dan beta karoten 17,42-51,20%. Ubi jalar ungu mengandung senyawa antisianin, yakni suatu pigmen yang memiliki manfaat sebagai antioksidan, antibakteri, dan hebatnya lagi senyawa ini berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, jantung, dan stroke.
Selain kandungan senyawa dan zat aktif, ubi ungu juga memiliki kandungan nutrisi lainnya yang tidak sedikit. Beberapa zat penting yang terkandung di dalam ubi ungu diantaranya adalah vitamin A, vitamin C, vitamin B1, Zat besi, Kalsium, Lemak, protein, Serat kasar, fosfor, dan riboflavin. Senyawa antosianin yang tinggi pada umbi ini memiliki tingkatan kestabilan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan umbi atau bahkan sumber makanan lain. Ubi ungu diketahui memiliki kandungan betakaroten dalam jumlah yang cukup banyak. Yang mencengangkan dari ubi jalar ungu ini ialah, selama proses pengolahan dengan cara direbus hingga matang, kadar betakaroten yang rusak hanya sekitar 10% dari total keseluruhan. Apabila dimasak dengan cara digoreng atau memanggang, kadar betakaroten yang terkandung dalam ubi hanya rusak sekitar 20%. Kerusakan paling banyak, yakni dengan jumlah 50% didapatkan ketika dilakukan penjemuran hingga kering (Anonim, 2008).
2.6. Panen dan Pasca Panen Ubi Jalar
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua. Kriteria ubi jalar matang fisiologis, antara lain, ialah bila kandungan tepungnya sudah maksimum ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus rasanya enak serta tidak berair.
Penentuan waktu panen didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek dipanen pada umur 3 - 3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang sewaktu berumur 4,5 - 5 bulan.
Tata cara panen ubi jalar melalui tahap-tahap sebagai berikut : tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen, potong batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya disingkirkan keluar petakan sambil dikumpulkan. Digali guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya. diambil dan dikumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil. Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel. Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secarah terpisah dan warna kulit ubi yang seragam. Masukkan ubi kedalam wadah atau karung goni, lalu angkat ketempat penampungan hasil.
Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan. Penyimpanan ubi jalar yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu.
Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam pasir atau abu adalah sebagai berikut : diangin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari. disiapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik. Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20cm-30cm hingga permukaan ubi tertutup (Woolfe, 1992).
2.7. Pemanfaatan Ubi Jalar
Hampir seluruh bagian ubi jalar dapat dimanfaatkan yaitu daun sebagai sayuran, pakan ternak. Batang biasanya digunakan sebagai bahan tanam, pakan ternak, kulit ubi dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ubi segar yang paling banyak dimanfaatkan. Ubi segar biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tepung ubi jalar. Pati dari ubi jalar biasa dimanfaatkan sebagai fermentasi, pakan ternak, asam sitrat.
Di Jepang, ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan pangan tradisional dan dipromosikan setara hamburger dan pizza. Di negara tersebut berbagai makanan berbahan baku ubi jalar banyak dijumpai di toko-toko dan restoran bertaraf internasional. Ubi Jalar Cilembu ST 1, sejak lama menembus pasar Singapura, Malaysia, Korea, dan Jepang (Zhang et al, 1998).




BAB III
PEMBAHASAN
Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman budidaya. Ubi jalar yang biasa dikenal sebanyak tiga jenis, antara lain ubi jalar ungu, ubi jalar kuning dan ubi jalar putih. Di tengah masyarakat, ubi jalar kuning dan ubi jalar ungu adalah yang paling banyak diminati. Hal ini karena warna yang dimiliki yang menjadi salah satu daya tarik yang memikat, sehingga ubi jalar ungu dan kuning banyak diminati.
Ubi jalar biasanya ditanam di perkebunan. Untuk menghasilkan ubi jalar dengan kualitas tinggi dan produktif, maka lahan yang digunakan haruslah memenuhi syarat. Syarat yang harus dipenuhi antara lain: pH tanah berkisar antara 5,5 – 6,5 dengan tanah yang tidak terinfeksi hama penggerek, penyakit kudis dan virus. Peluang tergenang kecil, karena sistem perakar ubi jalar aerob serta transportasi harus mudah menuju lahan perkebunan.
Sistem penanaman ubi jalar di Indonesia khususnya di Lombok, belum terlalu memperhatikan lahan untuk menanam ubi jalar. Sehingga ubi jalar yang dihasilkan belum bisa memuaskan pasar. Perkembangan ubi jalar dewasa ini berukuran besar dan tergolong raksasa. Ubi jalar dipanen secara manual dan berukuran kecil sampai sedang. Di Lombok ubi jalar yang dihasilkan masih tergolong kecil atau sedang.
Ubi jalar ditanam selama dan dapat dipanen kurang lebih 95 hari atau 5-6 bulan, dengan ciri-ciri daun menguning dan cenderung kering. Penentuan saat panen ubi jalar yang tepat sangat penting karena umur panen berpengaruh terhadap komposisi kimia umbi segar maupun tepung ubi jalar yang dihasilkan. Umur 120 hari merupakan umur panen optimum ubi jalar segar berdasarkan kadar pati tertinggi dan serat minimal.
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair. Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan. Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil ubi.
Di Lombok, pemanenan ubi jalar masih dilakukan secara manual atau tradisional. Penggunaan cangkul dan sabit sebagai alat pemanen masih digunakan. Cara pemanenan pertama-tama ditentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen. Kemudian dipangkas atau dipotong batang ubi jalar dengan menggunakan sabit atau parang. Batang yang telah dipangkas disisihkan dan dikumpulkan. Selanjutnya, digali guludan dengan menggunakan cangkul gingga umbinya terkuak keluar. Ubi jalar yang sudah terkuak dari dalam tanah diambil dan dikumpulkan disuatu tempat untuk dibersihkan dari tanah yang menempel. Kemudian biasanya petani melakukan sortasi berdasarkan ukuran ubi jalar yang telah dipanen langsung ditempat pemanenan atau di gudang penyimpanan.
Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan. Pemilihan atau penyortiran ubi jalar dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung atau setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi berdasarkan warna kulit umbi kecacatan, ukuran umbi, bentuk serta bercak hitam/garis- garis pada daging umbi. Ubi jalar yang sudah di sortasi kemudian dimasukkan kedalam wadah atau karung untuk diangkut ke tempat penyimpanan atau penampungan hasil.
Penyimpanan ubi jalar selain ditujukan untuk mempertahankan daya simpan, juga bertujuan agar umbi lebih manis. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau abu dengan cara sebagai berikut:
1.    Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat yang berlantai kering selama 2-3 hari.
2.    Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya baik.
3.    Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm hingga semua permukaan ubi tertutup. Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen. Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-300C (suhu kamar) dengan kelembapan udara antara 85-90%.
4.    Penyimpanan juga dapat dilakukan pada rak-rak atau menghindari penyimpanan umbi di lantai secara langsung atau dalam keranjang bambu dengan alas berupa abu atau pasir kering dan Penyimpanan ubi pada para-para ( rak bambu ) yang diletakan dekat dapur.
Apabila dibandingkan dengan singkong, ubi jalar memiliki kelebihan seperti memiliki warna yang lebih menarik dan beberapa kandungan vitamin dan mineral yang tidak dimiliki singkong. Ubi jalar mengandung Lebih banyak serat. Menurut The U.S. Sweet Potato Council Inc.,ubi yang dimasak beserta kulitnya menghasilkan lebih banyak serat dibanding seporsi oatmeal. Ubi juga mengandung vitamin A, B, C, Kalsium dan potassium yang berfungsi untuk meringankan radang perut. Aman dikonsumsi penderita diabetes. Kadar Glycemic Index (GI) pada ubi lebih rendah bila dibandingkan dengan nasi ataupun roti sehingga aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Studi yang digelar oleh University of Vienna, Australia pada 2003 silam, membuktikan bahwa pengidap diabetes melitus tipe II yang mengonsumsi ubi menunjukkan penurunan yang signifikan resistensi insulin tanpa perbedaan dalam berat badan, atau faktor lain yang mungkin akan mempengaruhi.
Bagi yang sedang menjalani diet, ubi bisa menjadi alternatif asupan karbohidrat terbaik. Ubi mentah yang berukuran sedang mengandung 112 kalori, bebas lemak, kolesterol dan rendah sodium serta mampu memberikan energi lepas berkala sekaligus membuat perut Anda kenyang lebih lama. Sebutir ubi mengandung lebih dari 200 persen kebutuhan harian akan vitamin A. Vitamin ini memberikan warna kuning pada ubi dalam bentuk beta karoten. Beta karoten juga berperan penting sebagai antioksidan serta menjaga kesehatan mata. Sepotong ubi dapat memenuhi 66 persen kebutuhan vitamin C dalam sehari. Tidak hanya itu ubi juga kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B6. Ubi juga berfungsi sebagai antioksidan, membantu mencegah infeksi dalam pencernaan, saluran kencing, dan paru-paru.
Tabel 1  Komposisi Kimia Dua Jenis Ubi Jalar
Komposisi Kimia
Warna Umbi
Putih
Ungu
Air (%)
62,24
70,46
Abu (%)
0,93
0,84
Pati (%)
28,79
12,64
Protein (%)
0,89
0,77
Gula reduksi (%)
0,32
0,3
Serat kasar (%)
2,5
3
Lemak (%)
0,77
0,94
Vitamin C (mg/100 mg)
28,68
21,43
Antosianin (mg/100 mg)
0,06
110,51
Sumber : Suprapta (2003) dalam Arixs (2006)

Tabel 2 Karakteristik Fisik dan Kimia Ubi Jalar Ayamurasaki
Parameter
Nilai
Potensi hasil (ton/ha)
19,2
Berat umbi (g)
161
Kandungan bahan kering (%)
35,1
Kandungan pati (%)
21,9
Nilai warna (% brix)
3,8
Kadar air  (%)*
66,08
Kadar abu (%)*
2,69
Serat kasar (%)*
2,26
Gula reduksi (%)*
3,04
Sumber : Yoshinaga (2004); *Antarlina (1997)




Tabel 3  Kandungan Kimia Ubi Jalar Klon MSU 163-9
Kandungan
Nilai
Air
71,35
Bahan kering (%)
33,5
Serat (%)
1,21
Protein (%)
1,07
Gula total (%)
5,33
Pati (%)
19,65
Vitamin C (mg/100 g)
11,26
Beta carotene (m kg/100 g)
34,79
Sumber : Jusuf, dkk. (2004)

Tabel 4 Kandungan Kimia Tepung Ubi Jalar
Kandungan Kimia
Jumlah
Air (%)
Protein  (%)
Lemak  (%)
Abu  (%)
Karbohidrat  (%)
Serat  (%)
Kalori (cal/100 g)
7,00
5,12
0,5
2,13
85,26
1,95
366,89
Sumber : Antarlina (1998)

Tabel 5 Kriteria Mutu Tepung Ubi Jalar
Kriteria
Nilai
Kadar air (maksimal)
Keasaman (maksimal)
Kadar pati (minimal)
Kadar serat (maksimal)
Kadar abu
15 %
4 ml 0,1 N NaOH/100gram
55 %
3 %
2 %
Sumber : Anonymous (2006)
Berdasarkan kandungan kimia dan karakteristik yang dimiliki ubi jalar, ubi jalar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan bernialai ekonomis yang tinggi. Namun petani di lombok atau masyarakat di lombok belum bisa meningkatkan atau mengkrasikan nilai ubi jalar. Ubi jalar biasanya langsung di jual ke pasar oleh petani dengan pendistribusian menggunakan mobil open cup dan menggunakan karung sebagai wadah penympanan saat distribusi. Dalam rumah tangga, ubi hanya dikreasikan menjadi keripik ubi jalar atau kolak dan yang lebih umum dijadikan sebagai ubi jalar rebus, baik ubi jalar kuning, ubi jalar putih atau ubi jalar ungu. Pada industri rumah tangga atau industri menengah, ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuat kue yang mana ubi jalar dijadikan tepung.
Di luar negeri seperti di Jepang, ubi jalar sudah dikembangkan menjadi makanan yang bernilai jual. Ubi jalar sudah bisa dijadikan pizza, muffin, dan es krim. Skala pembuatan atau pemanfaatan ubi jalar sudah menjadi industri besar di luar negeri. Di indonesia, singkong lebih mendapatkan perhatian dibandingkan ubi jalar.























BAB VI
                                                     KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1.    Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) adalah jenis tanaman budidaya yang mana bagian akarnya banyak dimanfaatkan.
2.    Ciri fisik ubi jalar matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.
3.    Ubi jalar adalah umbi-umbian yang bila disimpan lama akan menghasilkan rasa yang lebih manis.
4.    Vitamin B6, vitamin C, vitamin D, mengandung zat besi, sumber magnesium, sumber kalium, mengandung air, abu, pati, protein, gula, serat kasar, beta karoten, Ubi jalar ungu mengandung senyawa antisianin, vitamin B1, zat besi, kalsium, lemak, protein, serat kasar, fosfor, dan riboflavin, betakaroten.
5.    Hampir seluruh bagian ubi jalar dapat dimanfaatkan yaitu daun sebagai sayuran, pakan ternak. Batang biasanya digunakan sebagai bahan tanam, pakan ternak, kulit ubi dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ubi segar yang paling banyak dimanfaatkan. Ubi segar biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, tepung ubi jalar. Pati dari ubi jalar biasa dimanfaatkan sebagai fermentasi, pakan ternak, asam sitrat.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar